=]

Selasa, 07 Juni 2016

BURUNG HANTU PEMBASMI HAMA TIKUS

 Latar Belakang Siapa yang tidak kenal tikus? Hewan ini mudah ditemui disekitar kita. Tapi bila tikus muncul dan berkembang biak di area pertanian dan perkebunan, hewan ini bisa menjadi hama yang menakutkan bagi petani, Kehadirannya harus diberantas, baik dengan pengasapan, yang biasa dikombinasi dengan penggeropyokan atau dengan racun tikus.
Lalu bagaimana dengan upaya pemberantasan hama tikus? Berbagai cara pendekatan telah banyak diupayakan dalam memberantas hama tikus ini. Mulai dari pengunaan racun tikus (rodentisida) hingga metode yang alami, yaitu dengan memanfaatkan kehadiran burung hantu (barn owl).
Teknologi pengendalian tikus ada banyak ragamnya, seperti teknik jantan mandul, pengusiran dengan suara (biosonik), secara fisik mekanik (gropyokan, jebakan),kimiawi (peracunan dengan rodentisida) dan menggunakan musuh alami. Namun pada kenyataannya sampai saat ini tekanan pengendalian masih tertumpu kepada keampuhan penggunaan rodentisida kimia.
Pengendalian hama menggunakan musuh alami dengan memanfaatkan burung hantu ini memiliki banyak keuntungan. Selain tidak mengotori lingkungan dengan racun ataupun zat polutan lainnya, kemudian asalkan dijaga dengan baik musuh alami juga tumbuh dan berkembang sehingga semakin hari bukan semakin habis seperti tumpukan persediaan pestisida. Dan satu lagi, musuh alami dengan senang hati bekerja sendiri sementara kita bisa tidur nyenyak menanti hasil kerjanya.
Permasalahan
1. Bagaimana mengendalikan tikus yang ramah lingkungan?
2. Bagaimana mengatasi permasalahan-permasalahan pengendalian tikus dengan burung hantu?
1.3. Tujuan
1. Mengendalikan tikus yang ramah lingkungan.
2. Mengatasi permasalahan-permasalahan pengendalian tikus dengan burung hantu.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengendalian Hama Tikus Secara Terpadu.
TIKUS termasuk hama kedua terpenting pada tanaman padi di Indonesia.Ini perlu mendapat perhatian khusus di samping hama lainnya.Karena kehilangan hasil produksi akibat serangan hama tikus cukup tinggi.
Usaha untuk mengendalikan ‘si monyong’ tikus ini sudah banyak dilakukan oleh para petani,mulai dari sanitasi,kultur teknik, fisik, cara hayati, mekanik dan kimia.Namun diakui,bahwa cara-cara pengendalian tersebut belum dilakukan secara terpadu,sehingga harapan untuk menekan populasi tikus pada tingkat yang tidak merugikan ternyata sulit dicapai.
Pengendalian hama secara terpadu (PHT) ini akan terlaksana dengan baik bila petani menghayati konsep dasarnya dan menguasai berbagai cara pengendalian ke dalam suatu program yang sesuai dengan jenis organisme pengganggu dan ekosistem pertanian di tempat tersebut.
Konsep pengendalian hama terpadu sebenarnya sudah dikenal sejak tahun 1947-an,meskipun sebelumnya penanggulangan hama dengan jalan memadukan beberapa pengendalian sudah dilaksanakan.
LANGKAH AWAL
PHT dapat didefinisikan sebagai cara pengendalian dengan memasukkan beberapa cara pengendalian yang terpilih dan serasi serta memperhatikan segi ekonomi,ekologi dan toksikologi sehingga popilasi hama berada pada tingkat yang secara ekonomi tidak merugikan.Artinta,bahwa PHT bertujuan untuk menekan populasi hama sampai pada tingkat yang tidak merugikan,pengelolaan kelestarian alam dan optimasi produksi pertanian.
Sebelum melangkah pada usaha pengendalian tikus sawah dengan menerapkan PHT,sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu biologi dan ekologi tikus,sehingga petani akan lebih mudah meng identifikasi untuk selanjutnya dilakukan pengendalian.
Tikus termasuk ordo Rodentia,famili Muridae dan sub-famili Murinae.Dari sub-famili ini ada dua genus yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia yakni genus Mus dan Rattus.
Pada umumnya,tikus sawah (Rattus orgentiventer) tinggal di pesawahan dan sekitarnya mempunyai kemampuan berkembang biak sangat pesat.Jika secara teoritis,tikus mampu berkembang biak menjadi 1.270 ekor per tahun dari satu pasang ekor tikus saja. Walaupun keadaan ini jarang terjadi,tetapi hal ini menggambarkan, betapa pesatnya populasi tikus dalam setahun.
Perkembangan tikus di alam banyak dipengaruhi faktor lingkungan,terutama ketersediaannya sumber makanan,dan populasi tikus akan meninglat berkaitan dengan puncak pada masa generatif.
Kegiatan tikus lebih aktif pada malam hari,dan kegiatan hariannya sangat teratur mulai dari mencari makanan,minum,mencari pasangan sampai orientasi kawasan.Untuk menghindari dari lingkungan yang tudak menguntungkan,tikus biasanya membuat sarang pada daerah lembab,dekat dengan sumber air dan makanan seperti di batang pohon,sela-sela batu,gili-gili irigasi,tanggul,jalan kereta api dan bukit bukit kecil.
Petani dapat membedakan mana yang disebut tikus sawah dan mana tikus rumah.Pada umumnya,tikus salah selain melakukan aktivitasnya di sawah,juga dapat melakukan aktivitasnya di rumah. Sedangkan tikus rumah (Rattus ratusdiardii) hanya melakukan aktivitasnya hanya di rumah saja.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama tikus dapat dilihat pada batang padi yang terpotong dan membentuk 45oC serta masih mempunyai sisa bagian batang yang tak terpotong.Pada fase vegetatif tikus dapat merusak 11-176 batang per malam.Sedangkan pada saat bunting,kemampuan merusak meningkat menjadi 24-246 batang padi per malam.
Sebagai binatang pengerat,tikus dalammemenuhi kebutuhan hidupnya mengerat batang padi dengan perbandingan 5:1,yakni 5 batang padi dikerat hanya untuk mengasah giginya supaya tidak tambang panjang,dan 1 batang padi di makan untuk kebutuhan hidupnya.
2.2. Klasifikasi Burung Hantu Barn Owl (Tyto alba)
Phylum Chordata
Sub-phylum Vertebrata
Class Aves
Ordo Strigiformes
Family Strigidae
Genus Tyto; terdiri dari 10 spesies
Tyto alba (Barn Owl) terdiri dari 35 sub spesies
Karakter morfologi Tyto alba
• Kepala besar, paruh seperti kait
• Mempunyai cakar kokoh
• Mata lebar dengan muka berbentuk cakram, membantu memfokuskan suara dating
• Sayap berbentuk bundar dan berekor pendek
• Bulu lembut, berwarna putih atau kekuningan pada bagian bawah
• Sisi atas ekor berwarna kekuningan dengan garis-garis hitam
• Pada mata bagian atas berwarna coklat
Distribusi
Genus Tyto terdiri dari 10 spesies, termasuk burung hantu dari Afrika (Grass Owl) dan Australia serta New Guinea (Masked Owl).
Burung hantu Tyto alba (Barn Owl) terdiri dari 35 sub spesies.
Distribusi burunghantu T. alba dapat dijumpai di eropa, banyak di Amerika Utara dan sebagian Amerika Selatan, menyebar mencakup sebagian Afrika, India, Asia Tenggara, Australia, dan Kepulauan Pasifik.
Penyebaran di Asia Tenggara dan Selatan meliputi India, Burma, Thailand, Kamboja, Laos,
Malaysia, Sumatera, dan Jawa.

Perilaku dan Habitat
• Aktif pada malam hari (nocturnal), bersembunyi pada siang hari
• Menghuni lubang pohon, atap gedung, jurang atau tebing karang
• Pohon atau areal pertanaman
• Tidak pernah dijumpai bersarang di atas tanah
• Dapat bersarang apa kandang buatan (gupon)
• Umumnya terbatas pada perkebunan kelapa sawit, karena kurangnya tempat cocok untuk bersarang
• Selalu ditemukan di daerah-daerah pemukiman sekitar perkebunan kelapa sawit tradisional, jumlah rendah
• Dapat dikembangkan pada areal persawahan
• Lokasi pertanian padi, disekitarnya banyak perpohonan
• Tidak bersifat migratory
• Umumnya sebagai binatang penetap 1,6 – 5,6 km sekitar sarang
2.3. Burung Hantu, Si Pengendali Hama Tikus
Burung Hantu dianggap menyeramkan bahkan sering dianggap membawa sial. Di beberapa tempat burung ini diburu habis karena masyarakat tidak ingin tertimpa kemalangan ataupun ingin mendapat keuntungan finansial dari burung eksotik ini.
Burung Hantu adalah burung predator yang ganas yang struktur tubuhnya membuatnya mampu selalu mengejut mangsanya. Burung Hantu mampu mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Burung ini pun mampu terbang cepat dengan sunyi sehingga mangsanya bisa saja tidak tahu apa yang menerkamnya. Tetapi burung ini tidak berbahaya bagi manusia, justru sebenarnya membantu mengendalikan sejumlah hama, seperti tikus yang sangat merugikan manusia.
Kemampuannya untuk mendeteksi mangsa dari jarak jauh dan kemampuannya menyergap dengan cepat tanpa suara serta sifatnya sebagai hewan nocturnal (mencari makan di malam hari) membuatnya menjadi predator ideal untuk tikus-tikus.
Beberapa tempat seperti di Kabupaten Agam di Sumatera Barat dan Kabupaten Jombang di Jawa Timur telah menunjukkan kesuksesan dalam mengendalikan hama tikus dengan cara membudidayakan Burung Hantu.
Pembudidayaan yang dipantau oleh Dinas Pertanian dan Holtikultura setempat dan diikuti oleh pembangunan sarang-sarang buatan dan penangkaran ini terbukti mampu mengendalikan hama tikus dalam area persawahan yang sangat luas secara efektif dan efisien.
Sarang-sarang buatan dibutuhkan karena Burung Hantu tidak membuat sarangnya sendiri, Burung Hantu selalu merebut ataupun menempati sarang kosong milik burung jenis lain.
Pengendalian hama menggunakan musuh alami ini memiliki banyak keuntungan. Selain tidak mengotori lingkungan dengan racun ataupun zat polutan lainnya, kemudian asalkan dijaga dengan baik musuh alami juga tumbuh dan berkembang sehingga semakin hari bukan semakin habis seperti tumpukan persediaan pestisida. Dan satu lagi, musuh alami dengan senang hati bekerja sendiri sementara kita bisa tidur nyenyak menanti hasil kerjanya.
Disebuah perkebunan di Riau, pemberantasan hama tikus dilakukan dengan cara alami. Tak ada lagi pemberantasan dengan menggunakan racun tikus. Sebagai alternatifnya digunakan burung hantu mengingat inilah hewan predator yang rajin memangsa tikus.
Burung hantu termasuk spesies burung noctural atau beraktivitas di malam hari. Penglihatannya sangat tajam di mana dia dapat melihat mangsanya dari jarak jauh. Hidupnya berkelompok dan cepat berkembang biak. Induk burung hantu mampu bertelur 2 -3 kali dalam setahun. Sekali bertelur bisa mencapai 6 – 12 butir dengan masa mengerami selama 27 – 30 hari.
Tikus menjadi salah satu makanan spesifik burung hantu. Burung hantu dewasa bisa memangsa tikus 2 – 5 ekor tikus setiap harinya, jika tikus sulit didapat, tak jarang burung ini menjelajah kawasan berburunya hingga 12 km dari sarangnya. Hebatnya, dia memiliki pendengaran sangat tajam dan mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter.
Kelebihan sifat burung hantu seperti ini sangat membantu upaya menjadikannya sebagai pengendali hama tikus yang alami di daerah perkebunan. Burung hantu jenis Tyto alba merupakan spesies yang saat ini disebar dikawasan perkebunan di daerah Riau.
Manfaat kehadiran burung hantu ini sangat terasa dan cara ini terbilang ramah lingkungan dan saya bilang sangat efisien. Keterbatasan dan Kesulitan Penerapan Teknologi Tikus di Lapangan
* Keberadaan tikus di lahan garapan dianggap biasa.
* Tikus yang menghuni fasilitas umum, merupakan habitat alternatif.
* Pengendalian belum memperhatikan perilaku, biologi, dan ekologi tikus.
* Kegandrungan petani menggunakan racun akut.
* Penurunan drastis populasi musuh alami oleh perburuan liar.
* Keterbatasan sarana, tenaga, dan kemampuan untuk mengkoordinasi petani.
* Petani berlahan terbatas sangat lemah dalam membiayai keperluan pengendalian, mencari nafkah di luar bidang pertanian.
* Petani berlahan luas bertempat tinggal jauh diluar desa.
* Lokasi berbatu dan bertingkat/ teras disenangi tikus untuk berlindung.
* Potensi Tyto alba Sebagai Agen Pengendali hayati
* Pakan yang spesifik, yaitu 98 – 99% tikus, 1 – 2% adalah mamalia lainnya seperti burung kecil, ular, katak, jenis cecurut, dan kadal.
* Mampu mengkonsumsi tikus sampai 5 (lima) ekor perhari.
Keuntungan:
Mampu menekan populasi tikus secara efektif.
Tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Tidak memerlukan biaya dan tenaga yang besar serta;
Meningkatkan efisiensi waktu petani.
Penerapan Tyto alba Sebagai Pengendali Tikus
• Tyto alba untuk pengendalian tikus pada pertanaman padi yang dilaksanakan sejak tahun 1989 di Malaysia, dapat menekan kerugian oleh tikus dari 15 – 20% menjadi hanya 3% pada tahun 1997 dan 1998
• Penggunaan burung hantu untuk pengendalian tikus sawah sangat berhasil dilaksanakan di Cherrang Rotan, Klentan Malaysia
• Penenmpatan kotak sarang burung hantu untuk pengamanan areal pertanaman padi di 11 (sebelas) Negara Bagian Malaysia sampai tahun 1998 mencapai 3.589 kotak sarang untuk mengamankan seluas 271.242 ha atau 1 (satu) kotak sarang untuk sekitar 75 hektar areal sawah
• Di Indonesia, pemanfaatan burung hantu untuk pengendalian tikus pertama kali dilakukan diareal perkebunana kelapa sawit di Sumatera Uatar dan cukup berhasil
• Selanjutnya dikembangkan untuk pengendalian tikus dibeberapa wiayah di propinsi Sumatera Barat, jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Wilayah propinsi lainnya
• Walaupun jumlah dan tingkat keberhasilan secara kuantitatif kurang diketahui, namun dirasakan cukup efektif untuk mengendalikan tikus sawah
PEMBAHASAN
Pengendalian Tikus yang Ramah Lingkungan
Tikus merupakan hewan pengerat yang membawa petaka bagi petani. Serangan hama tikus akhir –akhir ini begitu merata di areal persawahan maupun perkebunan. Tingkat serangan akan semakin tinggi pada saat musim kemarau. Petani tidak panen dan kerugian jutaan rupiah sudah pasti.
Musuh alami tikus sudah banyak yang binasa akibat dari ulah manusia itu sendiri. Ular merupakan salah satu musuh alami yang bisa mengendalikan tikus, namun sayangnya ular banyak diburu untuk dimanfaatkan daging dan empedunya. Selain ulah manusia musuh alami juga banyak yang mati akibat penggunaan pestisida yang berlebihan sehingga mencemari air di areal persawahan maupun perkebunan.
Penggunaan rodentisida memang efektif tapi sangat berdampak kurang baik bagi lingkungan. Adapun kelemahan/kekurangan akibat penggunaan rodentisida antara lain :
1. Racun yang sangat bahaya bagi makhluk hidup lainnya (manusia dan hewan ternak)
2. Kemasan rodentisida terkadang tercecer diareal persawahan/perkebunan sehingga mencemari lingkungan.
3. Racun dapat mencemari sungai maupun perairan yang dikonsumsi oleh penduduk.
4. Bau menyengat dari tikus yang mati akibat terkena racun rodentisida
5. Kurang efektif bila areal persawahan/perkebunan sangat luas.
6. Mengeluarkan biaya tambahan untuk membeli rodentisida dan ongkos tenaga kerja.
7. Hewan tikus sangat cerdik. Apabila sudah ada yang terkena racun, maka tikus lainnya akan sangat berhati-hati.
Kelemahan-kelemahan tersebut diatas perlu diupayakan alternative lainnya yang lebih efektif dan efisien. Dari referensi yang ada menyatakan bahwa burung hantu merupakan salah satu alternative untuk mengendalikan tikus di areal persawahan maupun perkebunan namun sayang tidak semua petani melaksanakannya karena masih adanya mitos memelihara burung hantu membuat sial dan burung hantu sudah terlanjur menyandang image yang jelek dengan nama “hantu” tersebut. Padahal burung hantu sangat efektif dan efisien dalam mengendalikan hama tikus. Naluri burung hantu membunuh tikus tidak perlu diragukan lagi. Mata yang tajam dapat memantau sampai radius 500 meter, dengan gerakan yang lincah tanpa menimbulkan suara dan cengkeraman yang mematikan sangat menakutkan bagi tikus.
Keuntungan pengendalian tikus dengan burung hantu adalah :
– Mampu menekan populasi tikus secara efektif.
– Tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
– Tidak memerlukan biaya dan tenaga yang besar serta;
– Meningkatkan efisiensi waktu petani.
– Burung hantu tidak bersifat migratory/berpindah-pindah
– Bisa dimanfaatkan oleh beberapa petani.
3.2. Permasalahan-permasalahan pengendalian tikus dengan burung hantu
Burung hantu (Tyto alba) yang sudah terbukti efektif dan efisien mengendalikan hama tikus masih menyimpan permasalahan. Adapun permasalaha-permasalahan tersebut antara lain :
– Kurang tersedianya burung hantu yang dihasilkan dari budidaya.
– Harga burung hantu hasil budidaya relative mahal (berkisar Rp. 300.000-Rp.400.000/ekor).
– Masih adanya orang iseng untuk membunuhnya.
– Masih melekatnya mitos kurang baik apabila pelihara burung hantu.
– Minimnya informasi tentang manfaat burung hantu untuk mengendalikan hama tikus.
– Peran Pemerintah yang sangat kurang dalam mendukung gerakan pemberantasan hama tikus dengan burung hantu.
3.3. Upaya mengatasi permasalahan-permasalahan :
– Untuk mengatasi kurang tersedianya burung hantu hasil budidaya yaitu dengan cara petani belajar kepada petani lain yang sudah bisa membudidayakan burung hantu dengan difasilitasi oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan.
– Berhasilnya petani membudidayakan burung hantu maka akan menghemat biaya pengeluaran untuk membeli burung hantu.
– Petani bersama-sama instansi terkait memberikan penyluhan kepada warga setempat untuk tidak membunuh burung hantu karena dimanfaatkan untuk mengendalikan hama tikus. Perlunya dibuat peraturan daerah untuk melindungi keberadaan burung hantu dan sangsi yang berat bagi yang melanggarnya.
– Untuk mengikis mitos yang menyesatkan maka tugas para ulama dan ustad untuk menjelaskan bahwa kita tidak boleh percaya dengan mitos yang menyesatkan dan dikembalikan semuanya kepada Allah SWT.
– Media masa maupun elektronik juga diminta peran aktifnya untuk memberikan informasi mengenai manfaat burung hantu didalam mengendalikan hama tikus yang ramah lingkungan dan membantu petani kita.
– Bagaimanapun juga peran serta Pemerintah sangat diharapkan. Seharusnya Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan mengupayakan anggaran untuk membudidayakan burung hantu secara besar-besaran yang kemudian dibagikan secara gratis kepada petani untuk mengendalikan hama tikus.
Sumber : https://kickdahlan.wordpress.com/2013/07/28/kupasan-mh87-rumah-burung-hantu-cara-unik-musnahkan-tikus/
By Latief Imanadi
http://www.karantinapertaniansby.com/index_berita.php?hal=detil_artikel&id=5

Kamis, 12 Mei 2016

PERAN KOPERASI DALAM PERTANIAN PEDESAAN

Koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berasaskan kekeluargaan dengan mengutamakan rasa persaudaraan, solidaritas dan persaudaraan diantara para anggota. Koperasi hadir ditengah-tengah masyarakat dengan mengembangkan tugas dan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan dari para anggotanya dari kesulitan-kesulitan ekonomi yang diderita mereka.
Koperasi Unit Desa (KUD) merupakan salah satu pilar perekonomian yang berperan penting dalam pembangunan perekonomian nasional. Program-programpemerintah untuk  membangun masyarakat pedesaan, seperti distribusi pupuk, benih, dan pengadaan gabah sekarang dilakukan melalui KUD.
Koperasi Unit Desa mempunyai peran penting bagi masyakat dan KUD, seperti penyaluran sarana produksi, pengadaan pangan, dan program pengembangan ekonomi masyarakat pedesaan, memperkuat peran KUD dalam program ketahanan pangan dengan sistem pembinaan organisasi yang mengarah pada keswadayaan masyarakat dan anggotanya, mengintegrasikan kelompok tani dan gabungan kelompok tani sebagai salah satu organ dalam struktur KUD, peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam manajemen KUD melalui pendidikan perkoperasian, pelatihan. Kontribusi penting sektor pertanian terhadap sektor lainnya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang meliputi:
Penetapan tugas pokok dan fungsi per bidang di koperasi
Bina Tani Maju, Tumpang-Malang
  1. Peningkatan produksi pangan dan produksi pertanian lainnya untuk keperluan domestik dan eksport
  2. Suplai tenaga bagi sektor non-pertanian
  3. Investasi bagi aktivitas non-pertanian
  4. Peningkatan permintaan di pedesaan terhadap produk-produk non-pertanian
Sebagai kesimpulan, peran KUD sangat penting dan memberi manfaat, manfaatnya yaitu:
  1. Mensejahterakan anggota
  2. Memajukan tatanan ekonomi nasional
  3. Memajukan kesejahteraan masyarakat

Rabu, 11 Mei 2016

Kesejahteraan Petani Indonesia di Tahun 2016 Alami Peningkatan

Kesejahteraan Petani Indonesia di Tahun 2016 Alami Peningkatan

Polewali Mandar -- Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengungkapkan kesejahteraan petani Indonesia di tahun 2016 mengalami peningkatan. Hal tersebut disampaikan Mentan saat melakukan kunjungan kerjanya untuk panen, olah tanah, dan tanam padi di Desa Tonro Lima, Polewali Mandar, Sulbar, Selasa (16/2).
"Tahun 2016 ini kesejahteraan petani meningkat," kata Mentan pada acara tersebut.
Didampingi Gubernur Sulbar, Anwar Adnan Saleh dan Bupati Polewali Mandar Ibrahim Masdar, Mentan menjelaskan pada sambutannya peningkatan ini disebabkan beberapa kebijakan yang telah dilakukan pemerintah antara lain membenahi regulasi, pembatasan impor, perbaikan infrastruktur dan pengendalian pasar.
Untuk permasalahan bantuan pengadaan alat, Kementerian Pertanian telah membuat regulasi Penunjukan Langsung, berbeda dengan kebijakan terdahulu yang menggunakan tender yang dapat memakan banyak waktu lama.
"Ini kekeliruan yang fatal selama 70 tahun Indonesia merdeka. Sekarang tidak ada tender, langsung kirim. Kualitasnya lebih terjamin dan harganya lebih murah karena langsung ke pabrik," kata Mentan.
Lebih lanjut dalam kesempatan tersebut Mentan membahas persoalan harga beras di pasar "Harga beras di pasar-pasar besar meningkat, di tengah El Nino. Satu tahun pemerintah tidak ada impor, hitung-hitungan kami tak ada beras impor di lapangan," imbuhnya.
Mentan mengingatkan pentingnya ketahanan pangan dan meminta ketegasan hukum dalam memberantas kartel. Mentan meminta kepada jajaran kepolisian di Sulbar untuk bertindak tegas terhadap para menimbun beras.
Luas lahan sawah yang dipanen ditempat tersebut sebanyak 220 Ha dengan menggunakan varietas Mekongga. Total hamparan lahan yang memasuki masa panen adalah sebanyak 465 Ha dengan produktivitas 8,1 ton GKP/ Ha.
Polewalimandar menjadi lumbung beras untuk provinsi Sulbar dengan keseluruhan luas lahan sebanyak 17.119 Ha yang 12.000 Ha diantaranya merupakan lahan sawah dengan IP 3 yang memiliki rata-rata produksi 7 ton/ Ha. Untuk produksi Gabah Kering Panen, Polewalimandar memiliki angka 323.666 ton
Dalam kesempatan tersebut, Mentan memberikan bantuan yang dananya diambil dari APBN 2016 antara lain, 66 unit mini traktor roda 2, 20 unit transplanter, 20 unit alat pompa air 20, dan dua unit combine untuk panen.

Budidaya jamur putih

Budidaya jamur tiram sangat cocok untuk daerah beriklim tropis seperti Indonesia. Investasi yang dibutuhkan untuk memulai udaha budidaya jamur tiram cukup murah dan bisa dilakukan bertahap. Bagian tersulit adalah membuat baglog, media tanam yang telah diinokulaikan dengan bibit jamur.
Nama latin jamur tiram adalah Pleurotus ostreatus, termasuk dalam kelompokBasidiomycota. Disebut jamur tiram karena bentuk tajuknya menyerupai kulit tiram. Berwarna putih berbentuk setengah lingkaran. Di alam bebas, jamur tiram putih biasa ditemukan pada batang-batang kayu yang sudah lapuk. Mungkin karena itu, jamur tiram sering disebut jamur kayu.
Ada dua kegiatan utama dalam budidaya jamur tiram. Tahap pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam media tanam tersebut. Sehingga media ditumbuhi miselium berwarna putih seperti kapas. Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah.
Untuk pendatang baru, biasanya memulai kegiatan budidaya dengan menumbuhkan baglog menjadi daging buah. Sementara pengadaan, baglog yang siap tumbuh didapat dengan membeli dari pihak lain. Kemudian setelah usaha budidayanya berkembang dan volumenya banyak, baru mencoba membuat baglog sendiri.
Dalam tulisan ini akan, saya akan mengulas langkah yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya jamur tiram putih.

Menyiapkan kumbung

Kumbung atau rumah jamur adalah tempat untuk merawat baglog dan menumbuhkan jamur. Kumbung biasanya berupa sebuah bangunan, yang diisi rak-rak untuk meletakkan baglog. Bangunan tersebut harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban.
Kumbung biasanya dibuat dari bambu atau kayu. Dinding kumbung bisa dibuat dari gedek atau papan. Atapnya dari genteng atau sirap. Jangan menggunakan atap asbes atau seng, karena atap tersebut akan mendatangkan panas. Sedangkan bagian lantainya sebaiknya tidak diplester. Agar air yang digunakan untuk menyiram jamur bisa meresap.
Di dalam kumbung dilengkapi dengan rak berupa kisi-kisi yang dibuat bertingkat. Rak tersebut berfungsi untuk menyusun baglog. Rangka rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Rak diletakkan berjajar. Antara rak satu dengan yang lain dipisahkan oleh lorong untuk perawatan.
Ukuran ketinggian ruang antar rak sebaiknya tidak kurang dari 40 cm, rak bisa dibuat 2-3 tingkat. Lebar rak 40 cm dan panjang setiap ruas rak 1 meter. Setiap ruas rak sebesar ini bisa memuat 70-80 baglog. Keperluan rak disesuaikan dengan jumlah baglog yang akan dibudidayakan.
Cara budiaya jamur tiram putih
Sebelum baglog dimasukkan kedalam kumbung, sebaiknya lakukan persiapan terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:
  • Bersihkan kumbung dan rak-rak untuk menyimpan baglog dari kotoran.
  • Lakukan pengapuran dan penyemprotan dengan fungisida di bagian dalam kumbung. Diamkan selama 2 hari, sebelum baglog dimasukkan ke dalam kumbung.
  • Setelah bau obat hilang, masukkan baglog yang sudah siap untuk ditumbuhkan. Seluruh permukaannya sudah tertutupi serabut putih.

Menyiapkan baglog

Baglog merupakan media tanam tempat meletakkan bibit jamur tiram. Bahan utama baglog adalah serbuk gergaji, karena jamur tiram termasuk jamur kayu. Baglog dibungkus plastik berbentuk silinder, dimana salah satu ujungnya diberi lubang. Pada lubang tersebut jamur tiram akan tumbuh menyembul keluar.
Pada usaha budidaya jamur tiram skala besar, petani jamur biasanya membuat baglog sendiri. Namun bagi petani pemula, atau petani dengan modal terbatas biasanya baglog dibeli dari pihak lain. Sehingga petani bisa fokus menjalankan usaha budidaya.
Saat ini, baglog jamur tiram yang berbobot sekitar 1 kg dijual dengan harga Rp. 2.000-2.500. Adapun bila ingin membuat sendiri silahkan baca cara membuat baglog jamur tiram.

Cara merawat baglog

Terdapat dua cara menyusun baglog dalam rak, yakni diletakkan secara vertikal dimana lubang baglog menghadap ke atas. Dan secara horizontal, lubang baglog menghadap ke samping.
Kedua cara ini memiliki kelebihan masing. Baglog yang disusun secara horizontal lebih aman dari siraman air. Bila penyiraman berlebihan, air tidak akan masuk ke dalam baglog. Selain itu, untuk melakukan pemanenan lebih mudah. Hanya saja, penyusunan horizontal lebih menyita ruang.
mendongkrak marjin tipis budidaya jamur tiram
Berikut cara-cara perawatan budidaya jamur tiram adalah sebagai berikut:
  • Sebelum baglog disusun, buka terlebih dahulu cincin dan kertas penutup baglog. Kemudian diamkan kurang lebih 5 hari. Bila lantai terbuat dari tanah lakukan penyiraman untuk menambah kelembaban.
  • Setelah itu, potong ujung baglog untuk memberikan ruang pertumbuhan lebih lebar. Biarkan selama 3 hari jangan dulu disiram. Penyiraman cukup pada lantai saja.
  • Lakukan penyiraman dengan sprayer. Penyiraman sebaiknya membentuk kabut, bukan tetesan-tetesan air. Semakin sempurna pengabutan semakin baik. Frekuensi penyiraman 2-3 kali sehari, tergantung suhu dan kelembaban kumbung. Jaga suhu pada kisaran 16-24oC.

Panen budidaya jamur tiram

Bila baglog yang digunakan permukaannya telah tertutup sempurna dengan miselium, biasanya dalam 1-2 minggu sejak pembukaan tutup baglog, jamur akan tumbuh dan sudah bisa dipanen. Baglog jamur bisa dipanen 5-8 kali, bila perawatannya baik. Baglog yang memiliki bobot sekitar 1 kg akan menghasilkan jamur sebanyak 0,7-0,8 kg. Setelah itu baglog dibuang atau bisa dijadikan bahan kompos.
Pemanenan dilakukan terhadap jamur yang telah mekar dan membesar. Tepatnya bila ujung-ujungnya telah terlihat meruncing. Namun tudungnya belum pecah warnanya masih putih bersih. Bila masa panen lewat setengah hari saja maka warna menjadi agak kuning kecoklatan dan tudungnya pecah. Bila sudah seperti ini, jamur akan cepat layu dan tidak tahan lama. Jarak panen pertama ke panen berikutnya berkisar 2-3 minggu

Sumber : alamtani2014

POTRET PERTANIAN YANG SEDANG DIALAMI DI INDONESIA, MAU DIBAWA KEMANA PETANI INI ?



POTRET PERTANIAN YANG SEDANG DIALAMI DI INDONESIA, MAU DIBAWA KEMANA PETANI INI ?

Cuaca yang tak menentu menjadikan musim kemarau yang lebih panjang dan tidak menentu dan mempunyai patokan, akibatnya saya gagal panen karena kekeringan. Musim hujan pun menjadi lebih pendek tetapi curah hujan tinggi akibatnya air meluap dimana - mana, menyebabkan saya gagal panen juga karena bencana banjir melanda sawah dan ladang mamang. Perubahan iklim juga mengakibatkan datangnya hama penyakit yang menyerang tanaman padi serta tanaman pangan lainnya.

Perubahan iklim semakin hari menjadi topik pembicaraan diberbagai kalangan dan orang – orang pintar di atas sanah. banyak hal yang telah di lakukan, tetapi problema ini tak kunjung selesai dan menemukan solusinya. Apa benar perubahan iklim ini menjadi satu-satunya faktor menurunnya produksi pertanian?, jawabanya mungkin ya mungkin juga tidak... maklum sayah, gak bisa mikir sejauh itu. 

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr4hBSrnNWrHDfjkVY2u7VFklq3sNUAGm9NeqTmI0EmgUbW0HTaPsnDgoemXxTVEGXyfjeov95YaIcVvK7Q8kxpBaoDG5mH5MC3OYHWESrsNuh1y-4Nkc9zPWA5Tb9_1_ajZF_ko04q5aa/s320/sawah-+mang.jpg
Sawah Mang Yono gersang

Ironis, di tengah segala kemajuan teknologi yang pesat di negeri tercinta ini, harusnya semua sektor pun ikut merasakan sentuhan teknologi untuk mengikuti segala kecanggihan alat – alatnya . Namun berbeda halnya dengan sektor pertanian seolah-olah kental dengan sesuatu yang kuno dan ketinggalan zaman.
Sepertinya cara ataupun alat yang digunakan petani - petani untuk bertani dari zaman dahulu kala sampai zaman moderen sekarang ini sama saja. Padahal zamannya sudah beda, iklimnya pun sudah berbeda, apakah bisa cara yang sama dipakai untuk keadaan iklim yang berbeda?... mamang ini gak bisa jawab juga, maklum gak bisa mikir kesitu juga, biar dah orang – orang yang pintar diatas sana yang bakal berdebat dan menemukan jalan keluarnya.




Dahulu saja orang kirim surat, sekarang sudah zaman sms atau email. Apakah tidak bisa teknologi pertanian semakin maju sama halnya dengan surat yang berubah menjadi sms atau email?.... pertannyaan ini juga gak bisa mamang jawab... hehehe. Miris sekali negara yang disebut sebagai negara agraris, tekonologi pertaniannya tebelakang. Harusnya kita iri dengan tekonologi sektor lain yang semakin canggih ( bukan cangegang bari kiih). Para petani di Indonesia masih menggunakan ala-alat pertanian tradisional, mungkin saat ini pun masih ada petani yang membajak sawahnya dengan kerbau. Bukan berarti yang tradisional itu tidak benar, dan yang modern itu sesuatu yang benar.
Sumber mata air dengan kemajuan teknologi bisa untuk di alirkan ke daerah yang lebih atas atau pegunungan, seperti yang telah dilakukan para petani di Kecamatan Parung Panjang, Bogor. Villa Hutan Jati, nama kawasan ini, didedikasikan sebagai lahan percontohan tentang ikhtiar mengobati bumi yang rusak akibat eksploitasi manusia. Motonya: "Bersama Sembuhkan Bumi". Bukankah itu menjadi salah satu bukti bahwa teknologi pertanian bisa dijadikan sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim.
Adapun diupayakan untuk merubah kondisi pertanian saat ini harus mengedepankan sisi ekologi, agar ekosistem lingkungan tetap terjaga. Sehingga keadilan iklim bisa terjadi dan petani pun menjadi sejahtera...  
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhOE2wlR9_GcggyxBxjPp5pzj6YRsv9jpRv8C-NsfGwp13IqlZ4aPML_4xF8Cg-DrwOF30hDX7uz_eNadyc1emVV7T4Kzr1JbgvN-nxTySGXnVeISmiOCxAreKwcHz8L_Yu_67OomrwYtkc/s320/sawah2a.jpg
Saung Mang Yono

Bukankah jika kondisi pertanian dan pangan kita aman, negara kita pun akan aman tentram.... Betul Tidak?

Cara Budidaya Cacing Lumbricus Rubelus

Nama : Haddad Halqi Haqiqi
Nim    : 201310210311118
Kelas  : Agribisnis VI C

Budidaya cacing

Cara Budidaya Cacing Lumbricus Rubelus 
·      Sarana dan Prasarana
Sebelum kita mulai beternak,siapkan dahulu bahan dan alat-alat penunjang yang dibutuhkan agar tidak menghambat kelancaran rencana usaha kita juga system yang akan kita pakai dalam budidaya cacing ini.
·      Alat dan bahan yang harus disiapkan
1.         Lokasi yang tepat (bangunan)
2.         Peti (kotak) ukuran 40 cm x 50 ataw 50 x 60 cm. Kita juga bisa menggunakan limbah. Misalnya: peti bekas tempat telor, container bekas buah-buahan dll.
3.         Karung bekas (bekas beras,terigu ataw pakan)
4.         Serbuk gergaji ataw kompos ataw juga kotoran sapi untuk dijadikan media.
5.         Bibit cacing yang baik
6.         Pakan: kotoran ternak (sapi,kambing,kelinci), bisa juga sayuran yang sudah agak busuk, buah-buahan ataw sisa makanan.
·      System yang dipakai
Setelah persiapan diatas selesai, kita tentukan cara menyimpan peti. System berbanjar atau cara susun ataupun juga system rak. Karena masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.
·      Kelebihan dan Kelemahan dari masing-masing pola
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeJWfV9uG00YN2t4th4j1biY4Lh0HKb57Cw2QGEnj-Y1B_F1saRyisHAbDWDsLplcU2gcejPz1fFhkWHkJcc2YFoJm_u6D8lFCZt9kFLX9bILxEX16Huh79FMG5zpJh-VLzLY6M735HEs/s1600/16082009004.jpg
Sistem Berbanjar
Dengan system berbanjar, kita akan mudah dalam pemberian pakan dan pengontrolan perkembangan cacing. Juga mudah mengontrol dari gangguan hama. Kelemahannya memakan tempat yang banyak.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYwxBL3V0HOoZ0EnBTPnkocpqvqjpC2R1fKPp0bT3mar-wDWA-znufIeiFWxi2-L1N9TGT1jsbm26VXbawI2At_jxSnkz4ybFs-YnHDtv3Q8tybCYzet8QP3-P9gQUCm8YrWw5GFw5Dxo/s1600/160820090012.jpg
Sistem Susun
Dengan system susun, kelebihannya sedikit memakan tempat tapi akan mendapat kesulitan dikala kita member pakan, kita harus mengangkat peti satu persatu dan menyusunnya kembali. Ini akan memakan waktu dan menguras tenaga.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjcTxFqdTGeKOI7SKv8UAg69zaZUZoRNTl5XJQxGGxIkQIbbNHpCKSjPBodHkjsxpGIFFEw1yn-L_2kW_p12Us0HWWJ70pEi79vfuCfr7h7CFGiOZJGkq-UOsl1OQUcO7SYaOR6MYk2qCs/s1600/dsc00975.jpg
Sistem Rak
Dengan system ini kita akan mendapat beberapa keuntungan tidak memakan tempat, mudah dikala member pakan dan mengontrol perkembangan dan mengontrol dari gangguan hama, hanya kita dituntut untuk mengeluarkan biaya tmabahan dalam pembuatan rak.
A. Memilih Bibit
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtU7LsWKPzWKLAsGCSKNT8by7CD28HMRMyp4NsCFYjNTyA1K2beUwCLB0izLK-Yef9S2VrtC6GjFqSJxvYwJg-XVHhE-e1x2VNYcPbO52Wilwc2deGfx8bymaWajJoDZCc7iu1Qervl5g/s1600/25092009001.jpg
Dalam memilih bibit yang akan ditanam, kita harus benar-benar diperhitungkan selain yang baik dan sehat, bibit yang akan kita tanam itu bibit remaja atau dewasa, karena hal ini akan mempengaruhi waktu panen. Kalau kita menanam bibit remaja berarti waktu panen surut 2-3 minggu, karena cacing remaja ke dewasa jenjang waktunya 2-3 minggu. Dewasa ke bertelur 2-3 minggu. Kalau kita menanam cacing dewasa langsung waktu panen surut 2-3 minggu.
 B. Menanam Bibit
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK-QbJizZSSkD5CBSMpjpfaNXoWpmGvMgwhq1mlUkbmpsUK-RH9YegrvRwUBiU_AMe9NcnvvC-gCmuLWGDhr1bzKx2W3zKgk4KirEL8Oz269airslr2V1WUriszkbthmgzHItRm1oN92Y/s1600/dsc00976.jpg
Kotak-kotak yang sudah di isi dengan media, masukan pakan di tengah-tengah media. Setelah itu siram dengan air sampai basah. Biarkan + 15 menit agar airnya turun. Setelah itu, simpan bibitnya di atas media dan simpan peti di tempat yang sudah disiapkan.
Sebaiknya kotak-kotak ditutup dengan plastik atau kotak-kotak tersebut simpan ditempat yang terlindungi dari sinar matahari.

·      Berapa banyak bibit yang disimpan dalam satu kotak
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOFX1IN_FfF5pRaqkSa2lxZtIOsB5Bl_mm9_OVJhgAZHK_LktKuJla2oarch434RBwnyfzNh1TDgnOmS0h5PFsxSZqoy5o6MFStbIIhCY6sWWdWLnb7gUZ5lTRdu5YTceKfr-ntlWlZFk/s1600/01092009001.jpg
Untuk bibit yang disimpan dalam kotak, tergantung ukuran kotak. Untuk kotak ukuran 40 cm x 50 cm paling banyak ditebar 0,5Kg, karena akan memudahkan penghitungan perkembangan cacing selanjutnya.
Dari kotak ukuran 40 cm x 50 cm kita menebar bibit 0,5 Kg dalam waktu 2-3 minggu akan menghasilkan banyak telur (cocon) setelah itu pisahkan cacing dengan telurnya. Bibit cacing yang telah kita pisahkan, pindahkan ke kotak dan media yang baru. Adapun telur cacing yang ada dalam kotak lama, dalam waktu 2-3 minggu akan menetas dan akan terlihat anak-anak cacing kecil sebesar rambut.
Cacing remaja dipindah ke kotak dan media baru, dalam waktu 2-3 minggu cacing renja ini akan menjadi cacing dewasa dan siap memproduksi telur. Begitu seterusnya. Tanda-tanda cacing sudah dewasa dapat dilihat pada lehernya. Apabila di lehernya terdapat garisan putih seperti kalung, maka cacing tersebut sudah benar-benar dewasa.
Dari telur yang menetas dengan bibit awal 0,5Kg/peti akan menghasilkan 5 Kg cacing dewasa.
·      Cara Pemberian Pakan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgySDwLnJeOzvCM5M7kNRI2Mf5mfD2e6oxeaiBBX00cfqRDrc-B_PZ6ATSWuB5QRmAOMRy60aYVMIfbLCRYgu-SCSqj5Pjgq062mdaVbSh5yY0p8PIhmqC1wo-WxdLHiJe9e_8DPTKoqko/s1600/dsc009721.jpg
Cara pemberian pakan yang baik, kita harus melihatnya dahulu apakah pakan yang kita berikan sebelumnya sudah habis atau belum. Biasanya apabila ukuran peti 40 cm x 50 cm dengan bibit 0,5 Kg, maka pakan yang kita berikan 2 Kg dan dalam waktu 2 hari akan habis. Untuk menghemat, usahakan pemberian pakan jangan berlebihan dan pakan disimpan di tengah-tengah media.
·      Pakan yang paling digemari
Cacing sangat menyukai pakan yang lembek seperti sayuran dan buah-buahan yang agak busuk. Hindari buah-buahan yang mempunyai rasa yang asam.
Untuk kotoran ternak, kotoran sapi yang paling dominan. Kotoran kambing dan kelinci kita harus terlebih dahulu merendamnya + 2-3 hari, aduk-aduk sampai lembut baru diberikan.
·      Cara menghitung waktu dari menanam hingga panen
Apabila kita menanam bibit awal cacing remaja, maka cacing siap dipanen dalam waktu 6 minggu (satu kali bertelur).
Remaja ke dewasa membutuhkan waktu 2-3 minggu, dewasa sampai bertelur memakan waktu 2-3 minggu.
·      Menghitung hasil panen
Untuk menghitung hasil ternak, kita bisa melihatnya dari penanaman bibit. Dengan menanam bibit 0,5 Kg, maka telur-telur yang ada dalam waktu 6-9 minggu akan menghasilkan + 5Kg cacing dewasa (10 kali lipat).
·      Cara memanen yang mudah
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivLCGWzoQStCozHtpTxS02VV3wHo4AG3bok6gfRGTAGwcf7bD-0o4SlpGboFPxZaeSPP9tqduNgKgv0HOinED19-Z89YqVeDk-EKfwH7Bic9ByciS85Z9OtaeG4dMYVlHBD3ehpgxygr8/s1600/dsc00978.jpg
Untuk pemanenan yang paling cepat dan mudah adalah cari alas karung plastik. Diamkan di tempat panas, lalu taburkan media beserta cacingnya, diamkan selama + 15 menit terkena terik matahari, maka cacing tersebut akan cepat berada di bawah media berkoloni, lalu ambil media yang ditabur tadi secara bertahap sampai habis.cacing akan terlihat seperti cincangan daging.
PASCA PANEN
Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum cacing dikirim :
1.    Simpanlah dahulu di penampungan minimal 2 hari.
2.    Beri makanan yang special untuk perbaikan gizi, misalnya ampas tahu atau ongok.
3.    Bila cacing akan digunakan untuk pembuatan obat, tepung dan cacing kering, sebaiknya cacing disimpan di dalam media yang halal atau bukan kotoran ternak. Misalnya di ampas aren atau ampas tebu. Ini berfungsi selain untuk perbaikan gizi juga menghilangkan bakteri yang merugikan.
4.    Saat cacing akan dikirim perhitungkan dahulu lama waktu perjalanannya, ini untuk menentukan berapa media yang cukup untuk cacing tersebut agar cacing sampai dengan selamat dan sehat.
5.    Keperluan media untuk perjalanan sekitar 24 jam perjalanan diperlukan media 1kg untuk 1kg cacing.
6.    Gunakan bahan-bahan packing yang tembus udara dan kuat.

Manfaat Cacing
Selain untuk pakan ternak, cacing juga mempunyai manfaat yang lain, diantaranya untuk bahan dasar obat, penambah protein, kosmetik, penghancur sampah yang ramh lingkungan.


sumber : http://www.bengkelden.com/artikel/ternak-cacing-tanah

               http://cacingpantura.blogspot.co.id/p/budidaya-cacing.html