Persiapan
lahan
Tanaman
jagung dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Secara umum
tanaman ini sangat toleran dan mampu beradaptasi dengan iklim Indonesia. Lahan
tanam yang baik untuk budidaya jagung adalah lahan kering yang berpengairan
cukup, lahan tadah hujan, lahan terasiring, lahan gambut yang telah diperbaiki,
atau lahan basah bekas menanam padi.
Tanaman
jagung toleran dengan PH tanah 5,5 sampai 7,0 tetapi nilai pH yang paling cocok
adalah 6,8. Lahan yang pHnya terlalu rendah atau asam bisa dinaikkan dengan
menabur kapur atau dolomit. Agar lebih efisien, pengaplikasiannya dilakukan
bersmaan dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan
disiram agar kapur dapat tercampur merata. Banyaknya kapur yang diberikan
tergantung pada nilai pH awal lahan (Dewi, 2010).
Penanaman
Tiga komponen yang harus diperhatikan dalam penanaman sebagai syarat
untuk menghasilkan panen yang tinggi, yaitu:
a. Waktu Tanam
Waktu tanam yang tepat akan mengurangi kegagalan
panen dalam kaitannyaketersedian air, serangan hama penyakit dan
ketersedian unsur hara.
b. Kedalaman Lubang Tanam
Kedalaman lubang tanam harus diperhatikan agar
pertumbuhan tanaman tidak terhambat dan tidak mudah roboh.
Lubang tanam dibuat dengan tugal dengan ke dalaman 3-5 cm tergantung
kelembapan tanah. apabila tanah cukup lembab kedalaman cukup 3 cm.
c. Jarak Tanam
Dalam kegiatan ini dipersiapkan tambang plastik
yang telah diberi jarak 20 cm dalam barisan tanaman, dan antar barisan dibuat
ajir sepanjang 75 cm. Kemudian lubang yang telah siap diberikan benih 2 biji
per lubang hal ini untuk menghindari penyulaman kerena akan membuat tanaman
tidak seragam dan akan mempersulit detaselling, kemudian juga diberi furadan
sebelum ditutup pupuk dasar langsung dapat diberikan atau ketika tanaman
sudah tumbuh. Dalam pelaksanaannya dilapangan akan dihasilkan tanaman jantan
dan tanaman betina, hasil dari tanaman betina inilah yang akan dijadikan benih
hibrida, yang kemudian akan diperbanyak oleh petani.
Dalam penanamannya tidak berbarengan tetapi dibuat pola untuk baris pertama
ditanami tanaman jantan 2 ST (hari sebelum tanam) kemudian dua baris berikutnya
tanaman betina 0 HT (hari tanam) dan baris berikutnya 4 HST (hari setelah
tanam). Jarak yang digunakan 40 cm antara tanaman jantan dan betina, sedangkan
70 cm untuk tanaman antar betina.
Pemupukan
Pemupukan
bertujuan meningkatkan kandungan unsur hara di lahan tanam. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk kandang, baik kotoran sapi, kambing, maupun ayam. Pupuk
yang diberikan harus matang, yakni kering, tidak berbau, dan teksturnya remah
dan gembur. Pemberian pupuk yang belum matang membuat kondisi lahan menjadi
panas dan bisa mengakibatkan kematian pada benih jagung yang ditanam.
Pemupukan
dilakukan dengan mempertimbangkan kesuburan dan jenis tanah setempat, pemupukan
dilakukan dengan cara, membuat lubang dengan tugal pada sebelah kiri dan kanan
tanaman dengan jarak 7 cm dan kedalaman lubang 10 cm, setelah dimasukann pupuk
lubang ditutup kembali menggunakan tanah. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan
sama dengan yang pertama namun jaraknya dari lubang benih 15 cm. pemupukan
menggunakan SP36, KCl dan ZA diberikan sekaligus pada waktu tanam dan pupuk
urea diberikan 2 kali atau 3 kali. Pemupukan kedua pada umur 3 mingggu setelah
tanam dan atau 6 minggu setelah tanam. Pemberian tiga kali di utamakan
daerah-daerah miskin unsur hara dan daerah berpasir.
Pengairan
Pengairan
dilakukan dengan melihat kondisi tanah dan tanaman, mengingat pengairan merupakan
faktor penting dalam budidaya tanaman jagung, maka pemberiannya juga harus
tepat. Kekurangan air akan berpengaruh dalam produktivitasnya dan kelebihan air
juga dapat membuat tanaman jagung mati.
Cara
yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah
dengan membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan.
Kegunaan air bagi tanaman jagung antara lain untuk perkecambahan yaitu pada
saat awal pertumbuhan dan saat pembentukan tongko. Apabila tanaman jagung kekurangan
air dapat menyebabkan biji lama atau gagal untuk berkecambah dan tongkol jagung
menjadi kerdil.
Cara
penyiraman atau pengairan lahan tanaman jagung dilakukan pada daerah yang cukup
air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara
barisan tanaman jagung. Namun apabila hingga 3 jam, maka air yang masih tersisa
dalam saluran tersebut harus dibuang. Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan
dengan menggunakan gembor.
Waktu
penyiraman tanaman jagung ialah setelah masa tanam jagung selesai, dengan
tujuan agar biji jagung segera berkecambah. Setiap hari satu kali tanaman
jagung disiram selama satu minggu. Setelah istirahat, penyiraman kembali
dilakukan setelah minggu ke-4. Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram
sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung yaitu tidak perlu menyiram
tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman
jagung bisa membusuk dan akhirnya mati. Penyiraman hanya dilakukan jika lahan
kering saja (Anonim, 2011).
Rouging
Rouging
adalah kegiatan membuang tanaman yang bersifat menyimpang dari tanaman yang
diharapkan atau tanaman jelek. Ini dapat dilihat dengan ciri tanaman yang berpenampilan
yang terlalu subur dengan daun yang lebar, warna pada pangkal batang yang
merah, dan warna bunga yang merah. Kegiatan ini dilakukan baik pada tanaman
jantan maupun betina, dan berfungsi untuk menjaga kemurnian induk sebagai
penghasil benih, rouging dapat dilakukan setiap minggu.
Cabut
bunga
Cabut bunga atau detaseling merupakan kegiatan pembuangan
atau pencabutan bunga jantan pada tanaman betina, dilakukan ketika bunga mula
terlihat, hal ini dilakukan agar benang sari tidak menyerbuki putik. Untuk
mendapatkan benih penyerbukan akan dilaksanakan oleh tanaman jantan. Tujuan
pembuangan bunga jantan tersebut yaitu untuk pengalihan kekuatan atau tenaga
pada pembuatan tongkol, agar tongkol jagung menjadi lebih besar, agar tongkol
menjadi lebih banyak. Pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 40 hari
penanaman utnuk tanaman jagung yang ditanam di dataran rendah. Sedangkan untuk
tanaman jagung yang ditanam di dataran tinggi pembuangan bunga jantan dilakukan
setelah 50 hari penanaman, karena perbedaan intensitas cahaya matahari yang
diterima.
Cabut bunga jantan pada tanaman
betina saat tanaman berumur antara 40-50 hari setelah tanam. Pekerjaan ini
dilakukan pada pagi hari mulai pukul 06.00 WIB sampai selesai dan diulangi lagi
sebanyak 7-10 hari sampai benar-benar tidak ada lagi bunga jantan di tanaman
betina. Syarat yang harus diperhatikan adalah tidak membiarkan kuncup bunga
jantan sampai mekar dan pollen sudah pecah, karena akan mengakibatkan self pollinations. Standart kelulusan
cabut bunga (detaseling) adalah 2 (Rawung, 2014).
Babat
jantan
Pohon
jagung jantan harus dibabat untuk menjaga kerahasiaan perusahaan bila proses
serbuk silang sudah selesai dan untuk menghindari tercampurnya tongkol jantan
pada saat panen. Hal ini dapat dilihat dengan adanya ciri-ciri rambut pada
tongkol jagung sudah kering dan berwarna kecoklatan. Babat jantan dilakukan
pada umur 65 hari setelah tanam.
Babat
jantan atau biasa disebut dengan male
cutting merupakan perlakuan khusus yang dilakukan pada tanaman jagung
pembenihan, biasanya dilakukan pada umur 80 hari hingga 90 hari, dilakukan saat
bunga betina pada tanaman jagung sudah kering atau dilakukan saat polen (serbuk
sari) jagung telah habis. Pembabatan jantan tanaman jagung dilakukan setelah
proses perkawinan selesai. Babat jantan dilakukan agar tanaman jagung jantan
tidak ikut terpanen, jagung jantan merupakan aset perusaahan yang memiliki gen
utama dan dapat diperbanyak, sehingga harus dijaga agar tidak tersebar ke
masyarakat dan dikawinkan dengan varietas tanaman jagung lainnya.
Pemanenan
Umur panen buah jagung
hibrida tergantung pada jenis dan varietasnya. Namun ada beberapa ciri khusus
yang menandakan jagung sudah siap dipanen. Salah satunya adalah kelobotnya
sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijinya
ditekan menggunakan kuku.
Sumber :
Oleh : Sutraning Nurahmi - 201310210311125
Anonim.
(2011). Budidaya Jagung dan Panduan
Lengkap Cara Menanamnya. Diambil kembali dari http://www.bestbudidayatanaman.com/2013/01/Budidaya-Jagung-dan-Panduan-Lengkap-Cara-Menanamnya.html# diakses pada 26
Januari 2016.
Dewi,
E.K.N. (2010). Analisis kemitraan dalam
Pembenihan Jagung Hibrida pada PT. Bisi International, Tbk di Kabupaten Kediri.
Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.Oleh : Sutraning Nurahmi - 201310210311125
0 komentar:
Posting Komentar