=]

Rabu, 11 Mei 2016

Teknik Budidaya Pembenihan Jagung Hibrida

Persiapan lahan

Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi. Secara umum tanaman ini sangat toleran dan mampu beradaptasi dengan iklim Indonesia. Lahan tanam yang baik untuk budidaya jagung adalah lahan kering yang berpengairan cukup, lahan tadah hujan, lahan terasiring, lahan gambut yang telah diperbaiki, atau lahan basah bekas menanam padi.
Tanaman jagung toleran dengan PH tanah 5,5 sampai 7,0 tetapi nilai pH yang paling cocok adalah 6,8. Lahan yang pHnya terlalu rendah atau asam bisa dinaikkan dengan menabur kapur atau dolomit. Agar lebih efisien, pengaplikasiannya dilakukan bersmaan dengan pengolahan lahan. Setelah penaburan, lahan dicangkul dan disiram agar kapur dapat tercampur merata. Banyaknya kapur yang diberikan tergantung pada nilai pH awal lahan (Dewi, 2010).

Penanaman

Tiga komponen yang harus diperhatikan dalam penanaman sebagai syarat untuk menghasilkan panen yang tinggi, yaitu:
a.  Waktu Tanam
Waktu tanam yang tepat akan mengurangi kegagalan panen dalam kaitannyaketersedian air, serangan hama penyakit dan ketersedian unsur hara.
b.  Kedalaman Lubang Tanam
Kedalaman lubang tanam harus diperhatikan agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat dan tidak mudah roboh. Lubang tanam dibuat dengan tugal dengan ke dalaman 3-5 cm tergantung kelembapan tanah. apabila tanah cukup lembab kedalaman cukup 3 cm.
c.  Jarak Tanam
Dalam kegiatan ini dipersiapkan tambang plastik yang telah diberi jarak 20 cm dalam barisan tanaman, dan antar barisan dibuat ajir sepanjang 75 cm. Kemudian lubang yang telah siap diberikan benih 2 biji per lubang hal ini untuk menghindari penyulaman kerena akan membuat tanaman tidak seragam dan akan mempersulit detaselling, kemudian juga diberi furadan sebelum ditutup pupuk dasar langsung dapat diberikan atau ketika tanaman sudah tumbuh. Dalam pelaksanaannya dilapangan akan dihasilkan tanaman jantan dan tanaman betina, hasil dari tanaman betina inilah yang akan dijadikan benih hibrida, yang kemudian akan diperbanyak oleh petani.
Dalam penanamannya tidak berbarengan tetapi dibuat pola untuk baris pertama ditanami tanaman jantan 2 ST (hari sebelum tanam) kemudian dua baris berikutnya tanaman betina 0 HT (hari tanam) dan baris berikutnya 4 HST (hari setelah tanam). Jarak yang digunakan 40 cm antara tanaman jantan dan betina, sedangkan 70 cm untuk tanaman antar betina.

Pemupukan

Pemupukan bertujuan meningkatkan kandungan unsur hara di lahan tanam. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang, baik kotoran sapi, kambing, maupun ayam. Pupuk yang diberikan harus matang, yakni kering, tidak berbau, dan teksturnya remah dan gembur. Pemberian pupuk yang belum matang membuat kondisi lahan menjadi panas dan bisa mengakibatkan kematian pada benih jagung yang ditanam.
Pemupukan dilakukan dengan mempertimbangkan kesuburan dan jenis tanah setempat, pemupukan dilakukan dengan cara, membuat lubang dengan tugal pada sebelah kiri dan kanan tanaman dengan jarak 7 cm dan kedalaman lubang 10 cm, setelah dimasukann pupuk lubang ditutup kembali menggunakan tanah. Pemupukan kedua dan ketiga dilakukan sama dengan yang pertama namun jaraknya dari lubang benih 15 cm. pemupukan menggunakan SP36, KCl dan ZA diberikan sekaligus pada waktu tanam dan pupuk urea diberikan 2 kali atau 3 kali. Pemupukan kedua pada umur 3 mingggu setelah tanam dan atau 6 minggu setelah tanam. Pemberian tiga kali di utamakan daerah-daerah miskin unsur hara dan daerah berpasir.

Pengairan

Pengairan dilakukan dengan melihat kondisi tanah dan tanaman, mengingat pengairan merupakan faktor penting dalam budidaya tanaman jagung, maka pemberiannya juga harus tepat. Kekurangan air akan berpengaruh dalam produktivitasnya dan kelebihan air juga dapat membuat tanaman jagung mati.
Cara yang paling mudah untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman jagung adalah dengan membuat saluran air pada sekeliling lahan atau dari turunnya air hujan. Kegunaan air bagi tanaman jagung antara lain untuk perkecambahan yaitu pada saat awal pertumbuhan dan saat pembentukan tongko. Apabila tanaman jagung kekurangan air dapat menyebabkan biji lama atau gagal untuk berkecambah dan tongkol jagung menjadi kerdil.
Cara penyiraman atau pengairan lahan tanaman jagung dilakukan pada daerah yang cukup air, penyiraman dilakukan dengan cara menyalurkan air pada saluran air antara barisan tanaman jagung. Namun apabila hingga 3 jam, maka air yang masih tersisa dalam saluran tersebut harus dibuang. Pada lahan yang kering, penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor.
Waktu penyiraman tanaman jagung ialah setelah masa tanam jagung selesai, dengan tujuan agar biji jagung segera berkecambah. Setiap hari satu kali tanaman jagung disiram selama satu minggu. Setelah istirahat, penyiraman kembali dilakukan setelah minggu ke-4. Saat pembentukan tongkol, tanaman jagung disiram sehari sekali agar tumbuh dengan sempurna.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman tanaman jagung yaitu tidak perlu menyiram tanaman jagung jika hari sudah hujan. Karena jika terlalu banyak air tanaman jagung bisa membusuk dan akhirnya mati. Penyiraman hanya dilakukan jika lahan kering saja  (Anonim, 2011).

Rouging

Rouging adalah kegiatan membuang tanaman yang bersifat menyimpang dari tanaman yang diharapkan atau tanaman jelek. Ini dapat dilihat dengan ciri tanaman yang berpenampilan yang terlalu subur dengan daun yang lebar, warna pada pangkal batang yang merah, dan warna bunga yang merah. Kegiatan ini dilakukan baik pada tanaman jantan maupun betina, dan berfungsi untuk menjaga kemurnian induk sebagai penghasil benih, rouging dapat dilakukan setiap minggu.

Cabut bunga

Cabut bunga atau detaseling merupakan kegiatan pembuangan atau pencabutan bunga jantan pada tanaman betina, dilakukan ketika bunga mula terlihat, hal ini dilakukan agar benang sari tidak menyerbuki putik. Untuk mendapatkan benih penyerbukan akan dilaksanakan oleh tanaman jantan. Tujuan pembuangan bunga jantan tersebut yaitu untuk pengalihan kekuatan atau tenaga pada pembuatan tongkol, agar tongkol jagung menjadi lebih besar, agar tongkol menjadi lebih banyak. Pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 40 hari penanaman utnuk tanaman jagung yang ditanam di dataran rendah. Sedangkan untuk tanaman jagung yang ditanam di dataran tinggi pembuangan bunga jantan dilakukan setelah 50 hari penanaman, karena perbedaan intensitas cahaya matahari yang diterima.
Cabut bunga jantan pada tanaman betina saat tanaman berumur antara 40-50 hari setelah tanam. Pekerjaan ini dilakukan pada pagi hari mulai pukul 06.00 WIB sampai selesai dan diulangi lagi sebanyak 7-10 hari sampai benar-benar tidak ada lagi bunga jantan di tanaman betina. Syarat yang harus diperhatikan adalah tidak membiarkan kuncup bunga jantan sampai mekar dan pollen sudah pecah, karena akan mengakibatkan self pollinations. Standart kelulusan cabut bunga (detaseling) adalah 2 (Rawung, 2014).

Babat jantan

Pohon jagung jantan harus dibabat untuk menjaga kerahasiaan perusahaan bila proses serbuk silang sudah selesai dan untuk menghindari tercampurnya tongkol jantan pada saat panen. Hal ini dapat dilihat dengan adanya ciri-ciri rambut pada tongkol jagung sudah kering dan berwarna kecoklatan. Babat jantan dilakukan pada umur 65 hari setelah tanam.
Babat jantan atau biasa disebut dengan male cutting merupakan perlakuan khusus yang dilakukan pada tanaman jagung pembenihan, biasanya dilakukan pada umur 80 hari hingga 90 hari, dilakukan saat bunga betina pada tanaman jagung sudah kering atau dilakukan saat polen (serbuk sari) jagung telah habis. Pembabatan jantan tanaman jagung dilakukan setelah proses perkawinan selesai. Babat jantan dilakukan agar tanaman jagung jantan tidak ikut terpanen, jagung jantan merupakan aset perusaahan yang memiliki gen utama dan dapat diperbanyak, sehingga harus dijaga agar tidak tersebar ke masyarakat dan dikawinkan dengan varietas tanaman jagung lainnya.

Pemanenan

Umur panen buah jagung hibrida tergantung pada jenis dan varietasnya. Namun ada beberapa ciri khusus yang menandakan jagung sudah siap dipanen. Salah satunya adalah kelobotnya sudah berwarna putih kecoklatan dan tidak meninggalkan bekas apabila bijinya ditekan menggunakan kuku.


Sumber :

Anonim. (2011). Budidaya Jagung dan Panduan Lengkap Cara Menanamnya. Diambil kembali dari http://www.bestbudidayatanaman.com/2013/01/Budidaya-Jagung-dan-Panduan-Lengkap-Cara-Menanamnya.html# diakses pada 26 Januari 2016.
Dewi, E.K.N. (2010). Analisis kemitraan dalam Pembenihan Jagung Hibrida pada PT. Bisi International, Tbk di Kabupaten Kediri. Surakarta: Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.

Oleh : Sutraning Nurahmi - 201310210311125

0 komentar:

Posting Komentar